KUNJUNGILAH !!!!

TERIMA KASIH Telah Mengunjungi Blog Ini


Sabtu, 02 Maret 2013

PROFIL Q


Pada tanggal 13 januari 1986 lahirlah seorang bayi yang mungil, imut, dan lucu yang menggemaskan setiap orang yang melihatnya. Ia lahir pada malam hari dan tepatnya pada malam isnen kalau orang melayu dulu bilang, akan tetapi orang melayu pada zaman ini mengatakan pada malam hari senen dini hari jam 21.03 wib. Di sebuah kota yang strategis dan yang mana masyarakatnya hidup rukun, tentram, aman dan bersahaja yaitu di Muara Musu Barat. Dan ia dilahirkan dirumah nenek dan kakek sebelah pihak ibu yang mana nenek bernama Nur Laili dan kakek bernama Muhammad Zen.
Sebelum si anak bayi kecil yang mungil dan lucu ini lahir kedunia ada yang sangat kejadian yang sangat aneh menjelang kelahirannya yaitu semua binatang buas memekik dan mengaum yaitu harimau selalu memekik dan mengaum .
Sampai proses persalinannya selesai dan bahkan konon kabarnya dari seorang nenek yang bernama Nur Laili yaitu ibu dari pada mamanya si bayi itu berkata : “harimau itu memekik dan mengaum terus sampai siang (subuh)’’. Kata nenek Nur Laili.
Dan proses persalinanannya sang ibu di bantu oleh seorang bidan kampung yang sudah mahir dalam membantu para ibu-ibu yang ingin melahirkan dikampung itu ia bernama Nur Asiah, pas pada hari hujan deras dan petir menyambar, nah, pada waktulah sakit perut si ibu bayi ini mulai dan harimau memekik dan mengaum di samping dan belakang rumah itu, namun setelah  banyak rumah bidan kampung yang   dimintai tolong tapi bidan-bidan kampung yang lainnya pada tak mau atau ada yang udah berjanji.
Jadi ketika itu nenek itu pergi kerumah nenek Nur Asiah untuk minta tolong dalam proses kelahiran si bayi itu, tapi pada saat itu si nenek lagi sakit gigi dan leher. Tapi karena si nenek Nur Laili ini sudah gelap-gelapan dan memohon tolong padana maka ia pun mengambil payung dan pergi mengikuti si nenek bai tersebut untuk menolong proses kelahirannya bayi tersebut.
Dan setelah sampai dirumah atau ditempat si ibu bayi tersebut maka ia pun mengatakan bahwa ia akan membantu proses persalinannya asalkan ia didampingi dan di tolong agar prosesnya berjalan dengan selamat, dan ketika mengadakan proses persalinan maka tiba-tiba tanpa sengaja dan atas pertolongan-Nya untuk proses persalinan si bayi itu maka sakit yang ada padanya tadi hilang dan sembuh seketika karena kekuasaan dari Ilahi Rabbi Ya Karim.
Dan setelah proses persalinan berhasil dan keduanya selamat maka sibayi pun di adzankan olehnya (sibidan kampung) dan kemudian dimandikan dengan air panas kuku dan setelah itu di bedung dengan kain panjang. Kemudian diadzankan lagi pada telinga sebelah kanan dan kirinya di iqomahkan agar si anak tersebut menjadi anak yang sholeh dikemudian hari dan mau menuruti kata-kata yang baik dan alim.
Al kisah setelah beberapa hari kemudian setelah berumur 3 hari atau mungkin 7 hari maka diberikanlah bayi itu gelar atau nama yaitu ZULFAHMI yang mana dengan nama tersebut ia akan menjadi anak yang cerdas dan berguna bagi nusa dan Negara.
Setelah dikaji-kaji nama yang diberikan tersebut pada orang-orang ‘alim maka ternyata namanya itu adalah sebuah petuah yang menakjubkan sekali yang mana mempunyai arti “ZUL” artinya “MEMPUNYAI” dan “FAHMI” artinya “PEMAHAMAN”. Dan ketika digabung kalimat keduanya maka sempurnalah sudah yaitu “ZULFAHMI” yang artinya yang “MEMPUNYAI PEMAHAMAN”.
Ia ini mempunyai wajah yang rupawan yang membuat orang-orang disekelilingnya jadi tak mau berpisah dengannya walaupun sehari saja. Dan pada waktu dia dilahirkan kedunia ini tiada seorang lelaki pun yang ada dirumah tersebut melainkan nenek dan ibunya serta makciknya ang masih kecil saja, nah sampai suatu sore barulah kakeknya dating dan menggendongnya kegirangan karena telah mendapatkan cucu laki-laki.
Dan pada hari selasa zuhurnya maka ayahnya pun datang dan membawa makanan pisang dan sesampaina di rumah ia terkejut melihat sang anak. Lalu ia berusaha untuk mengambilnya namun ia tidak bisa atau tidak pandai, maka diletakkanlah bayi tersebut dipangkuannya dan jika lelah maka bayi tersebut pun di ambil lagi dari pangkuannya dan di letakkan lagi di tikarnya.
Dan didalam keseharian yang dijalaninya terasa indah dan menyenangkan sekali. Dan tiap malam rumah sijabang bayi tersebut di terangi dengan lampu togok (lampu) agar katanya hatinya selalu bahagia dihari depan. Dan agar ia di hari depan melihat keterangan yang baik dan masa depannya cerah gemilang dalam mencapai cita-citanya dikampung halaman maupun di negeri orang.
Dan pada suatu sabtu maka si bayi tersebut kedatangan dua orang tamu yaitu tak lain adalah kakek dan neneknya yang di Surau Munai datang untuk melihatnya dan mereka pun bermalam atau menginap, dan mereka berkumpul dirumah nenek dan kakek ang dimana seorang bayi mungil ini dilahirkan mungkin karena kegirangan atau terlalu bahagia maka mereka memberikan si cucu kain panjang dan baju yang baru.
Al kisah maka tersebutlah kisah bahwa dari proses tengkurap, kemudian proses meluncur, dan kemudian proses merangkak, hingga sampailah pada proses duduk seorang (duduk surang) maka si anak ini dibelikan kalung dan cincin emas, jam tangan, dan sepatu kulit dan ia juga dibelikan tempat duduk 2(dua) buah ang satu untuk di kereta atau di sepeda dan yang satu lagi untuk dirumah. namun konon ceritanya disamping ia dipakaikan kalung emas ia juga dipasangkan sebuah kalung pusaka yang terbuat dari tampuk labu cino.
Setelah ia berumur sekitar lebih kurang 3 tahun maka mereka pun dibawa pindah ke kampong halaman bapaknya yaitu Surau Munai dan disana mereka tinggal dirumah kakek yang disana yaitu bapak si ayah yang bernama Muhammad Nur Wahab Dan nenek bernama Tajunah.
Dan setelah beberapa hari tinggal disana kami hidup rukun dan juga merasai yang namanya hidup bahagia, tapi konon ceritanya yang dapat dirangkum dari orang-orang yang ada disekeliling rumah nenek itu mengatakan yaitu bahwa bibi atau makcik biso dan sering malasan saat sibayi menangis untuk mengambil sibayi.
Dan pada saat sibayi sudah beranjak umur 4 tahun mereka pun pindah rumah dan tepatnya dibelakang rumah nenek letaknya juga disurau munai, dan mereka pun berladang dan berkebun dibelakang rumah tersebut namun rumah sibayi pada saat itu adalah rumah papan yang beratapkan daun salak dan campur daun rotan (lelangkau). Dan saya diberikan oleh nenek buyut sibayi dua ekor ayam yang jantan dan betina dan al hasil ayam tersebut berkembang pesat dan Alhamdulillah berhasil untuk dijual tapi sibayi sayang maka disuruhnya agar jemput lagi ayam sibayi yang dijual ibu karena sibayi tak mau.  Ayam sibayi pada saat itu mencapai 3 kandang dan itu semua akhirnya setidak tahuannya sibayi dijual kepasar dan hasilnya di belikan ke baju dan sepatu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar